Pages

Berbakti kepada Orang Tua

بسم الله الرحمن الرحيم

Jika ada yang bertanya kepada kita: “Apakah hukumnya berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua?”

Maka jawabannya: Hukum berbakti kepada kedua orang tua adalah wajib atas setiap anak.

Dalil atas permasalahan ini sangatlah banyak. Di antaranya:

1. Firman Allah ta’ala:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Rabb-mu telah memerintahkan kalian untuk tidak beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Apabila salah satu atau mereka berdua mencapai usia lanjut ketika masih bersama engkau maka janganlah engkau ucapkan “ah!” kepada mereka dan jangan pula engkau hardik mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap mereka dan ucapkanlah (berdoalah) untuk mereka: “Wahai Rabb, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mengasuhku sejak kecil.” [QS Al Isra: 23-24]

2. Hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu yang mengisahkan tentang Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang menaiki mimbar mesjid lalu mengucapkan “amin” tiga kali. Beliau ternyata mengaminkan tiga doa malaikat Jibril ‘alaihis salam. Salah satu dari tiga doa tersebut adalah:

“Jibril berdoa: Terhinalah orang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya tapi keberadaan keduanya tidak bisa memasukkannya ke dalam surga. Ucapkanlah amin!” Lalu saya mengucapkan: “Amin!” [HR Ibnu Abi Syaibah, Al Bazzar, Al Hakim, dll. Hadits ini hasan].

Hadits lainnya adalah dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

رغم أنف ثم رغم أنف ثم رغم أنف. قيل: من يا رسول الله؟ قال: من أدرك أبويه عند الكبر أحدهما أو كليهما فلم يدخل الجنة

"Terhinalah, dan terhinalah, dan terhinalah!" Ada yang bertanya: "Siapakah dia wahai Rasulullah?" Nabi menjawab: "Barangsiapa yang sempat hidup bersama orang tuanya ketika telah tua, salah satunya atau keduanya, namun dia tidak bisa masuk ke dalam surga." [HR Muslim (2551)]

Maksudnya adalah bahwa ketika orang tuanya masih hidup dia tidak memanfaatkan masa hidup mereka untuk berbakti kepada keduanya yang mengakibatkan dia tidak bisa masuk ke dalam surga.

3. Hadits Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah  صلى الله عليه وسلم bersabda:

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ ثَلَاثًا. قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ. وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ: أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ. قَالَ: فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ

“Maukah kalian saya beritahukan mengenai dosa besar yang paling besar?” Kami (para sahabat) menjawab: “Ya, kami mau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang tua, …” Sebelumnya beliau duduk sambil bertopang, lalu beliau duduk tegak dan berkata: “Ketahuilah, ucapan dusta.” Senantiasa beliau mengulang-ulanginya sampai-sampai kami mengatakan: “Seandainya beliau berhenti.” [HR Al Bukhari (2654) dan Muslim (87)]

Pembahasan di atas berkaitan dengan orang tua yang seiman dengan dengan kita. Lantas bagaimana dengan orang tua yang berbeda agama dengan kita? Silakan baca pembahasannya di sini .

والحمد لله رب العالمين