Pages

Hukum Musik dan Alat Musik

بسم الله الرحمن الرحيم

Musik dan alat musik diharamkan di dalam Al Qur`an dan As Sunnah karena dia merupakan sarana syaithan dalam menyesatkan manusia dari jalan Allah, menumbuhkan sifat kemunafikan, melalaikan dari ketaatan kepada Allah, dan merupakan kebiasaan perilaku orang-orang yang melupakan Allah dari golongan orang-orang kafir.

Dalil akan haramnya hal ini dari Al Qur`an adalah firman Allah ta'ala:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

"Di antara manusia (ada) orang yang membeli perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan." [QS Luqman: 6]

Abdullah bin Mas'ud dan Al Hasan Al Bashri menafsirkan makna "perkataan yang tidak berguna ( لَهْوَ الْحَدِيثِ ) sebagai lagu/musik.

Ini juga merupakan tafsir dari Ibnu Abbas, Jabir bin Abdillah, Ikrimah, Qatadah, Sa'id bin Jubair, Mujahid, Makhul, Amr bin Syu'aib, dan Ali bin Badzimah.

Dari sunnah adalah hadits Abu Amir atau Abu Malik Al Asy'ari radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

"Benar-benar akan ada pada umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutra, minuman keras, dan musik." [HR Al Bukhari (5590) secara mu'allaq, sanadnya shahih]

Penjelasan dan dalil lainnya yang lebih lengkap silakan merujuk ke kitab tafsir Ibnu Katsir dan kitab Syekh Al Albani yang berjudul "Tahrimu Alatith Tharb".

وبالله التوفيق

--------------------------------------

Pertanyaan:

Bagaimana dengan para penceramah yang membawa iringan musik dan penyanyi, seperti yang banyak dilakukan oleh beberapa kyai dan ustadz ?

Jawaban:

Tidak boleh, meskipun lagu atau musik pengiring itu bernuansa islami. Terkadang lirik lagu-lagu itu tidak selamat dari penyelisihan akidah. Apalagi sampai diiringi dengan alat musik serta para penyanyi wanita (meskipun berjilbab) yang berhias, bernyanyi, dan bergoyang-goyang di depan orang-orang yang bukan mahram mereka. Ditambah pula bahwa kiyai dan ustadz bukanlah dalil atau hujjah yang mesti diikuti bila salah.

Pertanyaan:

Bagaimana dengan lagu yang dapat mendorong pendengarnya untuk lebih taat dalam beribadah, misalnya lagu tentang kematian? Bagaimana pula dengan musik-musik sholawat seperti album cinta Rasul (Opic & Sulis) yang bertujuan menanamkan akidah bersholawat?

Jawaban:

Ini adalah musibah yang melanda umat Islam. Mereka lebih tersentuh dan terpengaruh bahkan meneteskan air mata bila mendengar lagu daripada lantunan ayat suci dan hadits. Mereka enggan dan jauh dari kitabullah dan sunnah. Padahal lagu dan musik bukanlah tuntunan Allah dan Nabi junjungan kita. Kebanyakan kita lebih senang mengambil sesuatu dari luar Islam lalu mengadaptasikannya ke Islam, seolah-olah Islam belum sempurna dan belum mampu untuk memberi hidayah dan pengajaran kepada pemeluknya, sehingga perlu memasukkan sesuatu yang baru di luar Al Qur`an dan Sunnah.

Kebanyakan kaum muslimin secara tidak sadar tidak qana'ah (merasa cukup) dengan syariat islam yang sudah sempurna. Akibatnya muncullah yang namanya lagu islami, pacaran islami, demokrasi islami, ini islami, itu islami, dan lain-lainnya padahal semua itu bukanlah berasal dari Islam sama sekali.

Di dalam Al Quran dan hadits banyak terdapat peringatan yang mengingatkan kita tentang kematian dan bahkan bisa membuat kita menangis. Tapi sayangnya kita enggan terhadap Al Quran dan hadits.

Di dalam Al Quran dan hadits banyak terdapat pengajaran dan pendidikan tentang akidah yang benar dan perintah untuk mencintai Rasul. Tapi sayangnya kita enggan terhadap Al Quran dan hadits.

Untuk diketahui, cara mencintai Rasul dan bershalawat kepada beliau bukanlah dengan nyanyian. Betapa miripnya hal ini dengan kebiasaan orang-orang Nasrani. Ditambah lagi lirik-lirik lagu islami tersebut seringkali berisi kebid'ahan dan kesyirikan tanpa kita sadari karena lagu itu sendiri dihiasi dengan label islami, wanita berjilbab, atau pria berjubah atau bersorban.

Begitupula dengan ibadah dan mengingat mati, tidaklah pernah Rasulullah mengajarkan para sahabat untuk mendengar musik agar lebih taat dan ingat akan mati. Terbukti, mereka adalah orang-orang yang paling taat dan paling siap menghadapi maut. Semua tanpa lagu dan musik! Marilah kita mencontoh mereka!

Allah ta'ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah (hai Muhammad kepada umatmu): "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah itu Ghafur (Maha Pengampun) lagi Rahim (Maha Pemberi rahmat)." [QS Alu Imran: 31]

Di dalam surat yang lain:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya." [QS Al Hasyr: 7]

وبالله التوفيق