Pages

Masuk Surga Bukanlah karena Amal Semata

بسم الله الرحمن الرحيم

Kebanyakan kaum muslimin mengira bahwasanya yang menentukan seseorang itu masuk ke dalam surga ataukah tidak adalah ditentukan semata-mata dari amalannya. Artinya, apabila amalannya baik dan benar maka pastilah dia akan masuk surga.

Anggapan seperti ini sebenarnya tidaklah bisa disalahkan secara mutlak, dan tidak pula bisa dianggap benar secara mutlak pula. Sebabnya adalah karena adanya firman Allah subhanahu wa ta’ala yang menerangkan bahwa amalan shalih merupakan penyebab masuknya kaum mukminin ke dalam surga. Di antaranya adalah firman Allah ta’ala:

وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.” [QS Al A’raf: 43]

Allah juga berfirman:

كَذَلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ (31) الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salamun ‘alaikum, masuklah kalian ke dalam surga disebabkan apa yang telah kalian kerjakan.” [QS An Nahl: 31-32]

Di dalam ayat yang lain Allah berfirman:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ (17) فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (18) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan. Mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka, dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah dengan enak sebagai ganjaran dari apa yang telah kalian kerjakan.” [QS Ath Thur: 17-19]

Ketiga ayat di atas menerangkan bahwa masuknya seseorang ke dalam surga adalah disebabkan karena amalan kebaikan yang mereka lakukan selama hidup di dunia.

Namun ada sebuah hadits shahih yang menerangkan bahwa amalan seseorang itu tidaklah bisa memasukkan dirinya ke dalam surga. Hadits tersebut datang dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ

“Amalan seseorang itu tidak akan bisa memasukkannya ke dalam surga.” Para sahabat bertanya: “Tidak juga anda, wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: “Tidak pula aku, akan tetapi Allah telah melimpahkan keutamaan dan rahmat-Nya kepadaku.” [HR Al Bukhari (5673) dan Muslim (2816)]

Hadits di atas menerangkan bahwa amalan seseorang itu bukanlah penyebab bagi seseorang untuk masuk ke dalam surga. Bahkan termasuk amalan Rasulullah صلى الله وسلم sendiri bukanlah itu yang menyebabkan beliau masuk surga. Hanya saja Allah telah menjamin beliau pasti akan masuk surga berkat kemurahan dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Apabila kita memperhatikan ayat-ayat dan hadits di atas, seolah-olah tampak adanya pertentangan satu sama lain dari segi apakah amalan seorang hamba itu adalah penyebab dia masuk ke dalam surga ataukah bukan.

PENGGABUNGAN MAKNA ANTARA AYAT DAN HADITS DI ATAS

Berkaitan dengan ini ulama telah mencoba menggabungkan dan menyatukan perbedaan yang terdapat di dalam ayat-ayat dan hadits di atas. Ulama mengatakan bahwa tidak ada pertentangan antara ayat dan hadits tersebut, karena surga itu sebenarnya hanya bisa dimasuki dengan rahmat dan kemurahan Allah ta’ala, bukan karena amalan yang dilakukan oleh seorang hamba. Walaupun amalan itu juga merupakan sebab masuknya surga, namun ia bukanlah satu-satunya sebab dan bukan sebab yang paling utama.

Ada pula yang mengatakan bahwa masuknya seorang hamba ke dalam surga, itu disebabkan karena adanya kemurahan dan rahmat dari Allah ta’ala. Adapun amalan manusia, ia merupakan penentu kemuliaan dan ketinggian derajatnya di dalam surga. Semakin baik amalannya, semakin tinggilah derajatnya di surga. Ini adalah pendapatnya Sufyan dan yang lainnya sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah ta’ala di dalam kitabnya Hadil Arwah halaman 101.

وبالله التوفيق