Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Hukum Memandikan Jenazah

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum. Saya mau bertanya, apakah boleh mensholatkan jenazah tanpa dimandikan terlebih dahulu?

Jawaban:

Wa'alaikumussalam warahmatullah.

Memandikan jenazah hukumnya adalah wajib menurut jumhur ulama karena Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan hal tersebut dilakukan. Di antara hadits yang menunjukkan tentang hal ini adalah perintah Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada para sahabat wanita untuk memandikan jenazah anak perempuan beliau dengan mengatakan:

Hukum Azan dan Iqamah bagi Wanita

بسم الله الرحمن الرحيم

Para ulama berselisih tentang hukum mengumandangkan azan dan iqamah bagi seorang wanita ke dalam tiga pendapat.

Pendapat pertama: Azan dan iqamah keduanya tidak disunnahkan bagi para wanita.

Alasannya adalah karena azan berfungsi untuk memanggil kaum pria untuk berkumpul melaksanakan shalat berjamaah ke masjid, sehingga tidak boleh dilakukan oleh wanita. Ini adalah pendapatnya Abu Hanifah, Asy Syafi’i (dalam salah satu riwayat dari beliau), dan Ahmad (dalam salah satu riwayat dari beliau).

Tujuh Sahabat yang Paling banyak Meriwayatkan Hadits

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dari sekian banyak sahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang meriwayatkan hadits dari beliau, ada tujuh orang yang jumlah riwayatnya mencapai lebih dari seribu hadits. Nama dari ketujuh orang sahabat ini dirangkum dalam beberapa bait syair, di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh Jamaluddin Al Qasimi di dalam kitab Qawa’idut Tahdits:

سَبْعٌ مِنَ الصَّحْبِ فَوْقَ الأَلْفِ قَدْ نَقَلُوْا ... مِنَ الحَدِيْثِ عَنِ الْمُخْتَارِ خَيْرَ مَضَرِ
أَبُوْ هُرَيْرَةَ سَعْدٌ جَابِرٌ أَنَسٌ ... صِدِّيْقَةٌ وَابْنُ عَبَّاسٍ كَذَا ابْنُ عُمَرِ

Hukum Syahadat setelah Murtad

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan:

Saya ingin bertanya. Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mengikuti dan mengamalkan suatu ajaran yang sudah saya sadari adalah sesat. Amalan ini mengajarkan bahwa kita tidak perlu shalat fardhu lima waktu walaupun mereka mengaku beragama Islam. Mereka mengatakan bahwa kita cukup mengingat Allah dengan cara meditasi atau bertapa (ala Budha) dengan berzikir dan berdoa di dalam hati. Amalan ini saya amalkan hanya sebentar saja dan sudah lama saya tinggalkan dan saya telah bertaubat dari perbuatan ini.