Pages

Akibat Jelek Berbuat Bid'ah

بسم الله الرحمن الرحيم

Bid’ah adalah suatu hal yang tercela di dalam agama Islam karena ia merupakan perbuatan membuat suatu ibadah tertentu yang tidak ada contoh atau perintahnya dari Rasulullah  صلى الله عليه وسلم .

Berikut kami sebutkan beberapa akibat jelek dari bid’ah:

1. Amal bid’ah yang dilakukan itu tidak mendapat pahala, bahkan mendapatkan dosa.

Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang membuat perkara baru di dalam urusan kami ini (agama) yang tidak ada asalnya darinya maka amalannya tertolak.” [HR Al Bukhari (2697) dan Muslim (1718)]

2. Pelakunya terjatuh ke dalam kesesatan karena bid’ah adalah sesat.

Dalilnya adalah hadits Al Irbadh bin Sariyah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم  bersabda:

وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة

“Jauhilah segala perkara baru (di dalam agama) karena sesungguhnya setiap perkara baru di dalam agama adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” [HR Abu Daud (4607). Hadits shahih]

3. Pelaku bid’ah tidak diterima taubatnya sampai dia meninggalkan bid’ahnya.

Dalilnya adalah hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah  صلى الله عليه وسلم bersabda:

إن الله حجب التوبة عن كل صاحب بدعة حتى يدع بدعته

“Sesungguhnya Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai dia meninggalkan bid’ahnya.” [HR Ath Thabrani. Lihat At Targhib wat Tarhib. Sanadnya hasan]

4. Pada hari kiamat kelak tidak akan bisa melewati telaga Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم . Padahal dengan sekali meminum air di telaga tersebut maka orang yang meminumnya tidak akan haus lagi selamanya.

Dalilnya adalah hadits Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah  صلى الله عليه وسلم  bersabda:

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ فَمَنْ وَرَدَهُ شَرِبَ مِنْهُ وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا لَيَرِدُ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ قَالَ إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي

“Saya adalah pendahulu kalian di telaga (Al Haudh, pada hari kiamat). Siapa yang melewatinya akan meminum airnya. Barangsiapa yang meminum airnya maka dia tidak akan haus lagi selamanya. Sungguh akan melewatiku suatu kaum yang aku mengenal mereka dan mereka mengenalku. Kemudian aku dan mereka dipisahkan. Nabi berkata: “Sesungguhnya mereka adalah bagian dariku.” Lalu ada yang menjawab: “Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak mengetahui perubahan (di dalam agama) yang mereka lakukan.” Maka aku berkata: “Betapa jauhnya orang yang mengubah (agama) setelah kematianku.” [HR Al Bukhari (7050) dan Muslim (2291)]

5. Pelaku bid’ah seolah-olah dan secara tidak langsung menuduh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidak amanah dalam menyampaikan agama ini dan telah berkhianat dari sisi mereka menganggap beliau tidak menyampaikan seluruh ajaran agama Islam kepada umat.

Imam Malik rahimahullah berkata:

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة فقد زعم أن محمدا - صلى الله عليه وسلم - خان الرسالة لأن الله يقول: {الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ} فما لم يكن يومئذ دينا فلا يكون اليوم دينا

“Barangsiapa yang melakukan bid’ah di dalam Islam yang dianggapnya baik (hasanah), maka sungguh dia telah menganggap (Nabi) Muhammad telah mengkhianati risalah (kenabian) karena Allah ta’ala berfirman: “Pada hari ini Aku telah menyempurnakan agama kalian untuk kalian.” [QS Al Maidah: 3]. Perkara apa saja yang pada masa itu (masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم hidup) bukan dianggap agama, maka pada hari ini pun bukan dianggap sebagai agama.”

والحمد لله رب العالمين