Pages

Hukum Berloyalitas kepada Orang Kafir

بسم الله الرحمن الرحيم

Di antara manhaj Ahlussunnah wal jama’ah yang wajib diketahui dan diamalkan oleh setiap muslim adalah al wala` wal bara`. Maksudnya adalah wajib bagi seorang muslim untuk berloyalitas kepada kaum muslimin dan membenci kaum kafir dan berlepas diri dari mereka.

DEFINISI AL WALA` WAL BARA’

Al Wala’ -sebagaimana yang didefinisikan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah- adalah mendekatkan diri, mencintai, menolong, membantu, atau yang sejenisnya. Tidaklah sesuatu itu dikatakan al wala` (loyalitas) melainkan pasti diiringi dengan rasa cinta.

Sebaliknya, tidaklah sesuatu itu dikatakan al bara` (berlepas diri) melainkan harus terdapat padanya rasa benci kepada hal tersebut dan menjauhinya.

KEPADA SIAPA AL WALA` WAL BARA` DITUJUKAN?

Sikap al wala` harus dan wajib ditujukan hanya kepada kaum muslimin dan tidak boleh ditujukan kepada kaum kafir dan musyrikin. Sebaliknya, sikap al bara` haruslah ditujukan kepada kaum kafir, musyrikin, dan orang-orang yang memusuhi Islam.

Pertanyaannya adalah kenapa harus demikian? Jawabannya adalah karena Allah dan rasul-Nya mencintai orang-orang yang beriman dan membenci orang-orang yang tidak mau beriman. Maka kita selaku hamba Allah dan umat Muhammad صلى الله عليه وسلم wajib untuk mencintai segala yang dicintai oleh Allah dan rasul-Nya serta membenci segala hal yang dibenci oleh Allah dan rasul-Nya sebagai bentuk bukti ketaatan kita kepada keduanya.

Ibnul Qayyim berkata di dalam qashidah An Nuniyyah:

أتحب أعداء الحبيب وتدعي  *** حبا له ما ذاك في الإمكان

“Apakah engkau mencintai musuhnya Allah sedangkan engkau mengaku mencintai-Nya? Hal ini tidaklah mungkin.”

HUKUM BERLOYALITAS KEPADA ORANG KAFIR

Berwala` kepada orang kafir dan orang-orang yang memusuhi Allah hukumnya adalah haram. Di antara dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ

“Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir menjadi pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Allah memperingatkan kalian terhadap diri (siksaan)-Nya dan hanya kepada Allah kembali.” [QS Alu Imran: 28]

Di dalam ayat yang lain Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” [QS Al Maidah: 51]

Di dalam ayat yang lain, Allah ta’ala berfirman:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu adalah bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka.” [QS Al Mujadilah: 22]

Bentuk-bentuk loyalitas kepada orang-orang kafir dan memusuhi Allah di antaranya adalah dengan mengangkat mereka sebagai pemimpin yang dihormati, wali nikah, teman setia, penolong, mengidolakan mereka, dan lain sebagainya.

Ini adalah hukum berwala` kepada mereka. Adapun tentang hukum orang yang berwala` kepada mereka silakan baca di sini. Demikian.

والحمد لله رب العالمين

Sumber: Disadur dengan perubahan seperlunya dari Masail ‘ala Nawaqhidhil Islam karangan Nashir bin Ahmad Al Adani hadahullah.