Pages

Hukum Shalat Jum’at bila Bertepatan dengan Hari ‘Id

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum. Benarkah jika hari raya Idul Fitri jatuh tepat pada hari Jum'at maka kita di sunnahkan untuk sholat jum'at ?

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullah.

Apabila hari raya Idul Fitri atau Idul Adha bertepatan dengan hari Jum’at, maka menurut pendapat yang paling kuat adalah shalat Jum’at tidak lagi menjadi wajib hukumnya. Ia boleh dilaksanakan, dan boleh pula ditinggalkan. Dalil atas pendapat ini adalah sebagai berikut:

1. Hadits Zaid bin Arqam radhiallahu ‘anhu.

Dari Iyas bin Abi Ramlah Asy Syami, dia berkata: Saya melihat Mu’awiyah bin Abi Sufyan bertanya kepada Zaid bin Arqam: “Apakah engkau pernah mengalami peristiwa berkumpulnya dua hari raya (Id dan Jum’at) dalam satu hari bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم ?” Zaid menjawab: “Ya, pernah.” Mu’awiyah bertanya: “Lantas apa yang beliau lakukan?” Zaid menjawab: “Beliau melaksanakan shalat ‘Id, kemudian memberikan keringanan terhadap shalat Jum’at. Beliau berkata:

من شاء أن يصلي فليصل

“Barangsiapa yang ingin melaksanakan shalat jum’at, maka laksanakanlah.” [HR Abu Daud (1070). Hadits shahih]

2. Hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

قد اجتمع في يومكم هذا عيدان فمن شاء أجزأه من الجمعة وإنا مجمعون

“Telah berkumpul pada hari kalian ini dua hari raya (‘Id dan Jum’at). Barangsiapa yang ingin (untuk tidak shalat Jum’at), maka (shalat Id) ini telah mengesahkannya. Adapun kami (Nabi صلى الله عليه وسلم) tetap melaksanakan shalat Jum’at.” [HR Abu Daud (1073). Hadits shahih.]

3. Atsar Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu.

Dari Abu ‘Ubaid, maula Ibnu Azhar, dia berkata: Saya menghadiri shalat ‘Id bersama Utsman bin Affan, dan ketika itu hari Jum’at. Beliau melaksanakan shalat Id sebelum khuthbah, kemudian beliau berkhuthbah. Beliau berkata:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ هَذَا يَوْمٌ قَدْ اجْتَمَعَ لَكُمْ فِيهِ عِيدَانِ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْتَظِرَ الْجُمُعَةَ مِنْ أَهْلِ الْعَوَالِي فَلْيَنْتَظِرْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَرْجِعَ فَقَدْ أَذِنْتُ لَهُ

“Wahai manusia, sesungguhnya ini adalah hari berkumpulnya bagi kalian dua hari raya (hari ‘Id dan hari Jum’at). Barangsiapa yang ingin menantikan pelaksanaan shalat Jum’at dari kalangan penduduk daerah atas, maka nantikanlah; dan barangsiapa yang ingin pulang maka saya telah mengizinkannya.” [Riwayat Al Bukhari (5572)]

4. Atsar Abdullah ibnu Az Zubair dan Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma.

Dari ‘Atha` bin Abi Rabah, dia berkata: “Ibnu Az Zubair memimpin kami dalam shalat pada hari Id di hari Jum’at di pagi hari. Setelah itu, kami pergi melaksanakan shalat Jum’at, akan tetapi Ibnu Az Zubair tidak datang kepada kami. Oleh karena itu kami melaksanakan shalat Jum’at sendiri. Ketika itu, Ibnu Abbas sedang berada di Thaif. Ketika beliau kembali, kami menceritakan hal ini kepadanya. Ibnu Abbas lalu berkomentar:

أصاب السنة

“Dia (Ibnu Az Zubair) telah mencocoki sunnah.” [Riwayat Abu Daud (1071). Atsar shahih.]

PERHATIAN: Meskipun shalat Jum'at dalam keadaan seperti ini tidak wajib hukumnya, namun bagi orang yang tidak melaksanakan shalat Jum'at di mesjid, dia tetap wajib untuk melaksanakan shalat fardhu Zhuhur di rumah, karena shalat Id tidak menggugurkan kewajiban shalat fardhu Zhuhur. Wallahu a'lam.

والحمد لله رب العالمين

Disadur dengan perubahan seperlunya dari kitab Syarh Bulughil Maram karya Syaikh Muhammad bin Hizam Al Ba’dani hafizhahullah.