بسم الله الرحمن الرحيم
1. Iblis
Iblis adalah bapaknya jin. Dialah yang diperintahkan oleh Allah ta’ala untuk sujud kepada Nabi Adam ‘alaihis salam namun dia enggan dan menyombongkan diri. Dialah yang menggoda Adam di dalam surga untuk memakan buah dari pohon terlarang. Dia pulalah yang dikeluarkan oleh Allah ta’ala dari surga ke bumi.
Allah ta’ala berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34) وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35) فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
Anda juga dapat membaca surat Al A'raaf ayat 11 sampai ayat 25, surat Thaha ayat 120 sampai ayat 123, dan yang lainnya berkaitan dengan peristiwa ini.
Selain itu, Iblis juga dinamakan sebagai Jaan menurut jumhur ulama tafsir. Mereka berdalil dengan ayat:
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
Yang dimaksud dengan Jaan adalah bapaknya jin, yaitu Iblis, sebagaimana yang telah kami sebutkan di atas.
2. Jin
Jin adalah anak dan keturunan dari Iblis. Ini adalah pendapatnya Al Hasan Al Bashri rahimahullah.Dalil bahwasanya Iblis memiliki keturunan adalah firman Allah ta’ala:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
Di dalam ayat ini disebutkan bahwa Iblis termasuk golongan jin. Ini disebabkan karena selain sama-sama diciptakan dari api yang panas, iblis juga merupakan bapak dari bangsa jin sehingga dia dinisbahkan kepada golongan jin. Wallahu a’lam.
3. Syaithan.
Syaithan adalah golongan kafir dari bangsa jin dan manusia. Jin dan manusia yang kafir kepada Allah dinamakan sebagai syaithan. Adapun jin dan manusia yang beriman kepada Allah tidak dinamakan sebagai syaithan. Ini adalah pendapatnya Qatadah, Al Hasan Al Bashri, Ad Damiri, dan Al Jauhari.
Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“dari kejahatan syaithan al khannas (yang biasa membisikkan) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” [QS An Naas: 4-6]
Kedua ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa syaithan itu adalah golongan kafir dari bangsa jin dan manusia. Wallahu a’lam.
FAIDAH PENTING !
Ternyata ada sebagian orang yang berkeyakinan bahwa syaithan itu tidak memiliki wujud. Mereka meyakini bahwa syaithan itu hanyalah sekedar bisikan dan godaan nafsu untuk melakukan kejahatan dan kemaksiatan! Oleh karena itu, mereka menyimpulkan bahwa syaithan tidak pernah akan masuk ke dalam neraka karena ia tidak berwujud.
Keyakinan bathil ini telah kami jawab pada tulisan khusus. Silakan membacanya di sini.
وبالله التوفيق