بسم الله الرحمن الرحيم
Syarat diterimanya suatu amal perbuatan seorang manusia ada tiga. Tiga syarat ini harus terpenuhi seluruhnya. Apabila hilang salah satu syarat maka tertolaklah amalan orang tersebut.
1. Islam.
Orang kafir tidaklah diterima amalnya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” [QS Al Furqan: 23]
dan firman Allah ta’ala:
“Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” [QS Al Maidah: 27]
2. Ikhlas.
Orang yang tidak mengikhlaskan amalnya kepada Allah ta’ala tidaklah diterima amalnya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
“Tidaklah mereka diperintahkan melainkan hanya untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya.” [QS Al Bayyinah: 5]
Dalil lainnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda di dalam sebuah hadits qudsi:
قال الله تبارك وتعالى أنا أغنى الشركاء عن الشرك من عمل عملا أشرك فيه معي غيري تركته وشركه
“Allah tabaraka wa ta’ala berkata: Aku tidak butuh kepada kesyirikan. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan dan pada amalan tersebut dia menyekutukan-Ku dengan sesuatu selain-Ku, maka Aku akan meninggalkan dia dan sekutunya itu.” [HR Muslim (2985)]
3. Sesuai dengan sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم .
Segala amalan ibadah yang tidak menyocoki sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم maka amalannya tersebut tidak diterima Allah ta’ala. Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tersebut tertolak (tidak diterima).” [HR Muslim (1718)]
Ketiga syarat di atas harus terpenuhi seluruhnya di dalam amalan seorang hamba. Bila hilang salah satu syarat, maka amalannya tertolak atau tidak diterima oleh Allah, tidak mendapatkan pahala, dan terkadang bahkan bisa mendapatkan dosa.
والحمد لله رب العالمين
Sumber: Disadur dengan perubahan seperlunya dari kitab Al Mabadi`ul Mufidah karya Syeikh Yahya bin Ali Al Hajuri hafizhahullah.
1. Islam.
Orang kafir tidaklah diterima amalnya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” [QS Al Furqan: 23]
dan firman Allah ta’ala:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ
مِنَ الْمُتَّقِينَ
2. Ikhlas.
Orang yang tidak mengikhlaskan amalnya kepada Allah ta’ala tidaklah diterima amalnya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Dalil lainnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda di dalam sebuah hadits qudsi:
قال الله تبارك وتعالى أنا أغنى الشركاء عن الشرك من عمل عملا أشرك فيه معي غيري تركته وشركه
3. Sesuai dengan sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم .
Segala amalan ibadah yang tidak menyocoki sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم maka amalannya tersebut tidak diterima Allah ta’ala. Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو
رد
Ketiga syarat di atas harus terpenuhi seluruhnya di dalam amalan seorang hamba. Bila hilang salah satu syarat, maka amalannya tertolak atau tidak diterima oleh Allah, tidak mendapatkan pahala, dan terkadang bahkan bisa mendapatkan dosa.
والحمد لله رب العالمين