Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Hukum Menggerakkan Jari Telunjuk ketika Duduk Tasyahud

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan:

Mohon penjelasan mengenai jari telunjuk pada saat duduk tasyahud dalam shalat, apakah digerakkan ataukah tidak digerakkan. Manakah pendapat yang paling kuat?

Jawaban:

Para ulama berselisih dalam masalah ini. Kebanyakan ulama memilih pendapat jari telunjuk tidak digerakkan pada saat isyarat tasyahud dikarenakan hadits Wail bin Hujr radhiallahu ‘anhu riwayat Al Baihaqi (2615) tentang menggerakkan jari pada saat tasyahud itu adalah hadits syadz dari jalur Zaidah bin Qudamah. Ibnu Khuzaimah dan Al Baihaqi juga mengisyaratkan tentang kesyadzan hadits ini.

Hadits ini menyelisihi riwayat-riwayat lain yang lebih shahih yang tidak menerangkan tentang adanya penggerakan jari telunjuk pada saat duduk tasyahud tersebut.

Bahkan ada riwayat yang lebih jelas yang menerangkan tentang hal ini dari Abdullah ibnu Az Zubair radhiallahu ‘anhu yang menerangkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan isyarat dengan telunjuknya ketika berdoa (di waktu tasyahud) dan tidak menggerakkannya. Atsar ini diriwayatkan oleh Abu Daud (989) dan An Nasa`i (888) dengan sanad yang hasan. Demikian. Wallahu a’lam bish showab.

والحمد لله رب العالمين

Sumber: Disadur dengan perubahan seperlunya dari kitab Syarh Bulughul Maram karya Syaikh Muhammad bin Ali bin Hizam hafizhahullah ta'ala.