بسم الله الرحمن الرحيم
Kita selaku umat Islam yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala, meyakini dengan sepenuh hati akan kekuasaan Allah yang mampu untuk menciptakan segala sesuatu yang Dia kehendaki. Baik sesuatu itu merupakan yang mudah diterima oleh akal, maupun yang sulit diterima oleh akal kita. Bagaimanapun itu, kita wajib untuk tetap berserah diri dan beriman terhadap kekuasaan yang Allah miliki.
Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ‘azza wa jalla adalah adanya keajaiban berupa mampunya beberapa binatang untuk berbicara kepada manusia dan mampunya beberapa benda-benda mati untuk bergerak sendiri. Mereka juga memiliki kemampuan untuk menangis. Semuanya adalah bukti kekuasaan Allah.
Pada tulisan kali ini, kami akan menyampaikan kepada para pembaca sekalian beberapa kisah menakjubkan dari hewan atau benda mati yang kami ambil dari Al Qur`an dan hadits-hadits shahih.
1. Kisah batang kurma menangis.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Dahulu mesjid (Nabi) atapnya ditopang oleh batang-batang pohon kurma. Biasanya Nabi صلى الله عليه وسلم jika berkhutbah berdiri di salah satu batang pohon tersebut. Ketika telah dibuatkan sebuah mimbar dan beliau sedang berkhutbah di atas mimbar tersebut, kami mendengar dari batang pohon tersebut suara tangisan seperti suara unta hamil. Datanglah Nabi صلى الله عليه عليه وسلم ke batang itu dan meletakkan tangan beliau kepadanya sehingga ia menjadi tenang kembali.” [HR Al Bukhari (3585)]
2. Kisah sapi dan serigala berbicara kepada manusia.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم melaksanakan shalat Subuh. Setelah itu beliau berbalik menghadap para sahabat dan berkata: “Ketika seorang lelaki membawa seekor sapi, dia menungganginya dan memukulnya. Lalu berkatalah sapi tersebut: “Sesungguhnya kami tidak diciptakan untuk ini. Kami diciptakan hanyalah untuk membajak ladang.” Lalu para sahabat berkata: “Subhanallah, sapi bisa berbicara!” Nabi bersabda: “Sesungguhnya saya beriman terhadap kisah ini, begitu pula Abu Bakr dan Umar, padahal mereka berdua tidak ada di sana.”
Nabi melanjutkan kisahnya: “Ketika seorang lelaki sedang menggembala kambingnya, tiba-tiba seekor serigala menyerang dan membawa lari seekor kambing. Lalu lelaki itu pergi mencari sampai dia berhasil menyelamatkan kambingnya dari serigala tersebut. Lalu berkatalah serigala itu: “Engkau telah menyelamatkan kambing itu dariku. Binatang buas manakah yang dapat mengusirmu dari kambing itu pada suatu hari, yang mana pada hari itu tidak ada yang bersama kambing itu kecuali aku saja?” Lalu para sahabat berkata: “Subhanallah, serigala bisa berbicara!” Nabi bersabda: “Sesungguhnya saya beriman terhadap kisah ini, begitu pula Abu Bakr dan Umar, padahal mereka berdua tidak ada di sana.” [HR Al Bukhari (3471) dan Muslim (2388)]
3. Kisah Al Jassasah, seekor binatang yang dapat berbicara kepada manusia.
Dari Fathimah bintu Qais radhiallahu ‘anha, dia berkata: “Ketika telah habis masa iddah-ku, aku mendengar seruan dari salah satu penyeru Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang menyeru: “Ash shalata jami’ah!” (Tunaikanlah shalat berjamaah di mesjid!) Keluarlah aku ke mesjid dan shalat bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Ketika itu aku berada di barisan shaf wanita yang berhadapan langsung dengan punggung laki-laki (shaf pertama wanita). Setelah Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyelesaikan shalatnya, beliau duduk di atas mimbar sambil tertawa dan berkata: “Hendaklah setiap orang duduk di tempat shalatnya masing-masing!”
Kemudian beliau berkata: “Tahukah kalian untuk apa saya kumpulkan?” Para sahabat berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau berkata: “Sesungguhnya saya, demi Allah, bukan mengumpulkan kalian untuk menyampaikan perintah ataupun peringatan. Akan tetapi saya mengumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari. Dia dahulu adalah seorang Nasrani. Lalu dia datang untuk berbai’at dan masuk Islam. Dia juga menceritakan kepadaku kisah yang sesuai dengan kisah yang pernah saya ceritakan kepada kalian tentang Masih Ad Dajjal.”
“Dia bercerita kepada saya bahwasanya dia berlayar dengan kapal laut bersama tiga puluh orang dari Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan oleh ombak selama sebulan di laut. Kemudian mereka mendekat ke sebuah pulau di tengah lautan ketika matahari terbenam. Mereka menaiki sebuah perahu lalu masuk ke pulau tersebut.”
“Lalu mendekatlah kepada mereka seekor binatang berbulu tebal dan lebat. Mereka tidak mengetahui mana bagian depan binatang itu dan mana bagian belakangnya karena banyaknya bulu. Mereka berkata: “Celakalah engkau! Makhluk apakah engkau? Binatang itu menjawab: “Aku adalah Al Jassasah.” Mereka bertanya: “Apa itu Al Jassasah?” Dia berkata: “Wahai kaum, pergilah kalian kepada lelaki itu yang berada di dalam biara. Sesungguhnya dia sangat ingin mendengar kabar dari kalian.” [HR Muslim (2942)]
Yang dimaksud dengan lelaki yang berada di dalam biara itu adalah Al Masih Ad Dajjal.
4. Binatang yang akan berbicara kepada manusia sebelum datangnya hari kiamat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Apabila ketentuan (azab) telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan binatang dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” [QS An Naml: 82]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata di dalam tafsirnya (6/210): “Binatang ini akan keluar pada akhir zaman ketika manusia berada di dalam kerusakan, meninggalkan perintah-perintah Allah, dan merubah agama yang benar. Allah akan mengeluarkan kepada mereka binatang dari bumi.”
Syekh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata di dalam tafsirnya (hal. 714): “Tujuan Allah mengeluarkan binatang -yang merupakan tanda kekuasaan Allah yang menakjubkan- ini adalah untuk menerangkan kepada manusia tentang hal-hal yang mereka sangsikan. Binatang terkenal ini yang keluar pada akhir zaman dan merupakan salah satu tanda kiamat -sebagaimana banyak disebutkan di dalam hadits-hadits- tidak dijelaskan bentuknya oleh Allah dan rasul-Nya. Yang disebutkan hanyalah kisahnya dan tujuannya saja dan bahwasanya ia merupakan tanda kekuasaan Allah. Ia akan berbicara kepada manusia dengan pembicaraan yang di luar kebiasaan ketika ketetapan azab telah jatuh kepada manusia dan ketika mereka telah meragukan ayat-ayat Allah. Ia akan menjadi pendukung dan bukti bagi orang-orang yang beriman, dan akan menjadi bantahan terhadap para penentang.”
5. Kisah batu yang membawa lari pakaian Nabi Musa صلى الله عليه وسلم .
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Masyarakat Bani Israil biasa mandi bersama dalam keadaan telanjang. Mereka saling melihat kepada yang lainnya. Sedangkan Musa صلى الله عليه وسلم mandi sendirian. Berkatalah masyarakat Bani Israil: “Demi Allah, Musa itu tidak mau mandi bersama kita pasti karena buah pelirnya besar.”
“Pada suatu ketika, Musa pergi mandi. Dia meletakkan pakaiannya di atas sebuah batu. Lalu batu tersebut bergerak pergi sambil membawa pakaiannya. Musa pun mengejar batu tersebut di belakangnya sambil berkata: “Wahai batu, kembalikan bajuku!” Kaum Bani Israil melihat kepada Musa dan berkata: “Demi Allah, ternyata Musa tidak memiliki kelainan apapun.” Lalu Musa mengambil bajunya dan langsung memukul batu tersebut.”
Abu Hurairah berkata: “Demi Allah, pada batu tersebut terdapat enam atau tujuh tanda bekas pukulan.” [HR Al Bukhari (278) dan Muslim (399)]
6. Terdengarnya suara makanan bertasbih.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم di sebuah perjalanan jauh. Persediaan air pun menipis. Beliau berkata: “Carilah air yang masih tersisa.” Lalu dibawalah sebuah wadah yang berisi sedikit air. Beliau memasukkan tangannya ke dalam wadah itu dan berkata: “Mari bersuci dengan air yang mengandung keberkahan. Keberkahan itu datangnya dari Allah.” Saya benar-benar melihat air mengalir dari sela-sela jari tangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Kami juga mendengar makanan bertasbih ketika ia sedang dimakan.” [HR Al Bukhari (3579]
Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al Qur`an yang berbunyi:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Halim (Maha Penyantun) lagi Ghafur (Maha Pengampun).” [QS Al Isra`: 44]
7. Unta menangis dan mengadu kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم .
Dari Abdullah bin Ja’far radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Nabi صلى الله عليه وسلم masuk ke kebun seorang lelaki dari suku Anshar. Ternyata di sana ada seekor unta. Ketika ia melihat Nabi صلى الله عليه وسلم ia menangis dan air matanya menetes. Lalu Nabi صلى الله عليه وسلم mendatanginya dan mengusap bagian belakang telinganya sehingga ia menjadi diam.
Nabi صلى الله عليه وسلم berkata: “Siapa pemilik unta ini? Milik siapa unta ini?” Datanglah seorang pemuda dari suku Anshar dan berkata: “Milikku wahai Rasulullah.” Nabi صلى الله عليه وسلم berkata: “Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah terhadap binatang yang telah Allah berikan kepadamu ini? Sesungguhnya ia mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya lapar dan letih.” [HR Abu Daud (2549). Hadits shahih.]
Demikianlah beberapa kisah ajaib dari perilaku sebagian hewan dan benda mati yang disebutkan di dalam Al Qur`an dan hadits-hadits nabawi yang shahih. Semuanya merupakan tanda kekuasaan Allah ta'ala yang wajib kita imani secara utuh.
وبالله التوفيق
Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ‘azza wa jalla adalah adanya keajaiban berupa mampunya beberapa binatang untuk berbicara kepada manusia dan mampunya beberapa benda-benda mati untuk bergerak sendiri. Mereka juga memiliki kemampuan untuk menangis. Semuanya adalah bukti kekuasaan Allah.
Pada tulisan kali ini, kami akan menyampaikan kepada para pembaca sekalian beberapa kisah menakjubkan dari hewan atau benda mati yang kami ambil dari Al Qur`an dan hadits-hadits shahih.
1. Kisah batang kurma menangis.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Dahulu mesjid (Nabi) atapnya ditopang oleh batang-batang pohon kurma. Biasanya Nabi صلى الله عليه وسلم jika berkhutbah berdiri di salah satu batang pohon tersebut. Ketika telah dibuatkan sebuah mimbar dan beliau sedang berkhutbah di atas mimbar tersebut, kami mendengar dari batang pohon tersebut suara tangisan seperti suara unta hamil. Datanglah Nabi صلى الله عليه عليه وسلم ke batang itu dan meletakkan tangan beliau kepadanya sehingga ia menjadi tenang kembali.” [HR Al Bukhari (3585)]
2. Kisah sapi dan serigala berbicara kepada manusia.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم melaksanakan shalat Subuh. Setelah itu beliau berbalik menghadap para sahabat dan berkata: “Ketika seorang lelaki membawa seekor sapi, dia menungganginya dan memukulnya. Lalu berkatalah sapi tersebut: “Sesungguhnya kami tidak diciptakan untuk ini. Kami diciptakan hanyalah untuk membajak ladang.” Lalu para sahabat berkata: “Subhanallah, sapi bisa berbicara!” Nabi bersabda: “Sesungguhnya saya beriman terhadap kisah ini, begitu pula Abu Bakr dan Umar, padahal mereka berdua tidak ada di sana.”
Nabi melanjutkan kisahnya: “Ketika seorang lelaki sedang menggembala kambingnya, tiba-tiba seekor serigala menyerang dan membawa lari seekor kambing. Lalu lelaki itu pergi mencari sampai dia berhasil menyelamatkan kambingnya dari serigala tersebut. Lalu berkatalah serigala itu: “Engkau telah menyelamatkan kambing itu dariku. Binatang buas manakah yang dapat mengusirmu dari kambing itu pada suatu hari, yang mana pada hari itu tidak ada yang bersama kambing itu kecuali aku saja?” Lalu para sahabat berkata: “Subhanallah, serigala bisa berbicara!” Nabi bersabda: “Sesungguhnya saya beriman terhadap kisah ini, begitu pula Abu Bakr dan Umar, padahal mereka berdua tidak ada di sana.” [HR Al Bukhari (3471) dan Muslim (2388)]
3. Kisah Al Jassasah, seekor binatang yang dapat berbicara kepada manusia.
Dari Fathimah bintu Qais radhiallahu ‘anha, dia berkata: “Ketika telah habis masa iddah-ku, aku mendengar seruan dari salah satu penyeru Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang menyeru: “Ash shalata jami’ah!” (Tunaikanlah shalat berjamaah di mesjid!) Keluarlah aku ke mesjid dan shalat bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Ketika itu aku berada di barisan shaf wanita yang berhadapan langsung dengan punggung laki-laki (shaf pertama wanita). Setelah Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyelesaikan shalatnya, beliau duduk di atas mimbar sambil tertawa dan berkata: “Hendaklah setiap orang duduk di tempat shalatnya masing-masing!”
Kemudian beliau berkata: “Tahukah kalian untuk apa saya kumpulkan?” Para sahabat berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau berkata: “Sesungguhnya saya, demi Allah, bukan mengumpulkan kalian untuk menyampaikan perintah ataupun peringatan. Akan tetapi saya mengumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari. Dia dahulu adalah seorang Nasrani. Lalu dia datang untuk berbai’at dan masuk Islam. Dia juga menceritakan kepadaku kisah yang sesuai dengan kisah yang pernah saya ceritakan kepada kalian tentang Masih Ad Dajjal.”
“Dia bercerita kepada saya bahwasanya dia berlayar dengan kapal laut bersama tiga puluh orang dari Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan oleh ombak selama sebulan di laut. Kemudian mereka mendekat ke sebuah pulau di tengah lautan ketika matahari terbenam. Mereka menaiki sebuah perahu lalu masuk ke pulau tersebut.”
“Lalu mendekatlah kepada mereka seekor binatang berbulu tebal dan lebat. Mereka tidak mengetahui mana bagian depan binatang itu dan mana bagian belakangnya karena banyaknya bulu. Mereka berkata: “Celakalah engkau! Makhluk apakah engkau? Binatang itu menjawab: “Aku adalah Al Jassasah.” Mereka bertanya: “Apa itu Al Jassasah?” Dia berkata: “Wahai kaum, pergilah kalian kepada lelaki itu yang berada di dalam biara. Sesungguhnya dia sangat ingin mendengar kabar dari kalian.” [HR Muslim (2942)]
Yang dimaksud dengan lelaki yang berada di dalam biara itu adalah Al Masih Ad Dajjal.
4. Binatang yang akan berbicara kepada manusia sebelum datangnya hari kiamat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً
مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ
Ibnu Katsir rahimahullah berkata di dalam tafsirnya (6/210): “Binatang ini akan keluar pada akhir zaman ketika manusia berada di dalam kerusakan, meninggalkan perintah-perintah Allah, dan merubah agama yang benar. Allah akan mengeluarkan kepada mereka binatang dari bumi.”
Syekh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata di dalam tafsirnya (hal. 714): “Tujuan Allah mengeluarkan binatang -yang merupakan tanda kekuasaan Allah yang menakjubkan- ini adalah untuk menerangkan kepada manusia tentang hal-hal yang mereka sangsikan. Binatang terkenal ini yang keluar pada akhir zaman dan merupakan salah satu tanda kiamat -sebagaimana banyak disebutkan di dalam hadits-hadits- tidak dijelaskan bentuknya oleh Allah dan rasul-Nya. Yang disebutkan hanyalah kisahnya dan tujuannya saja dan bahwasanya ia merupakan tanda kekuasaan Allah. Ia akan berbicara kepada manusia dengan pembicaraan yang di luar kebiasaan ketika ketetapan azab telah jatuh kepada manusia dan ketika mereka telah meragukan ayat-ayat Allah. Ia akan menjadi pendukung dan bukti bagi orang-orang yang beriman, dan akan menjadi bantahan terhadap para penentang.”
5. Kisah batu yang membawa lari pakaian Nabi Musa صلى الله عليه وسلم .
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Masyarakat Bani Israil biasa mandi bersama dalam keadaan telanjang. Mereka saling melihat kepada yang lainnya. Sedangkan Musa صلى الله عليه وسلم mandi sendirian. Berkatalah masyarakat Bani Israil: “Demi Allah, Musa itu tidak mau mandi bersama kita pasti karena buah pelirnya besar.”
“Pada suatu ketika, Musa pergi mandi. Dia meletakkan pakaiannya di atas sebuah batu. Lalu batu tersebut bergerak pergi sambil membawa pakaiannya. Musa pun mengejar batu tersebut di belakangnya sambil berkata: “Wahai batu, kembalikan bajuku!” Kaum Bani Israil melihat kepada Musa dan berkata: “Demi Allah, ternyata Musa tidak memiliki kelainan apapun.” Lalu Musa mengambil bajunya dan langsung memukul batu tersebut.”
Abu Hurairah berkata: “Demi Allah, pada batu tersebut terdapat enam atau tujuh tanda bekas pukulan.” [HR Al Bukhari (278) dan Muslim (399)]
6. Terdengarnya suara makanan bertasbih.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم di sebuah perjalanan jauh. Persediaan air pun menipis. Beliau berkata: “Carilah air yang masih tersisa.” Lalu dibawalah sebuah wadah yang berisi sedikit air. Beliau memasukkan tangannya ke dalam wadah itu dan berkata: “Mari bersuci dengan air yang mengandung keberkahan. Keberkahan itu datangnya dari Allah.” Saya benar-benar melihat air mengalir dari sela-sela jari tangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Kami juga mendengar makanan bertasbih ketika ia sedang dimakan.” [HR Al Bukhari (3579]
Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al Qur`an yang berbunyi:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
7. Unta menangis dan mengadu kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم .
Dari Abdullah bin Ja’far radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Nabi صلى الله عليه وسلم masuk ke kebun seorang lelaki dari suku Anshar. Ternyata di sana ada seekor unta. Ketika ia melihat Nabi صلى الله عليه وسلم ia menangis dan air matanya menetes. Lalu Nabi صلى الله عليه وسلم mendatanginya dan mengusap bagian belakang telinganya sehingga ia menjadi diam.
Nabi صلى الله عليه وسلم berkata: “Siapa pemilik unta ini? Milik siapa unta ini?” Datanglah seorang pemuda dari suku Anshar dan berkata: “Milikku wahai Rasulullah.” Nabi صلى الله عليه وسلم berkata: “Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah terhadap binatang yang telah Allah berikan kepadamu ini? Sesungguhnya ia mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya lapar dan letih.” [HR Abu Daud (2549). Hadits shahih.]
Demikianlah beberapa kisah ajaib dari perilaku sebagian hewan dan benda mati yang disebutkan di dalam Al Qur`an dan hadits-hadits nabawi yang shahih. Semuanya merupakan tanda kekuasaan Allah ta'ala yang wajib kita imani secara utuh.
وبالله التوفيق