Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Matahari Berputar Mengelilingi Bumi

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan:

Assalamualaikum. Bagaimanakah menurut akidah Ahlusunnah, yang menjadi pusat tata surya bumi ataukah matahari? Jazakumullahu khairan atas jawabannya! Wassalamu'alaikum.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullah.

Akidah Ahlussunnah wal Jama'ah dalam hal ini adalah menyatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya dan bahwasanya matahari dan bulan itulah yang berputar mengelilingi bumi dan bukan sebaliknya. Hal ini bisa dipahami secara akal dan syariat.

Secara akal adalah karena hanya di bumilah Allah menciptakan kehidupan yang lengkap, baik berupa manusia, jin, hewan, tumbuhan, udara, air, tanah, dan lain sebagainya. Selain itu, di bumi pulalah Allah mengutus para nabi dan rasul untuk menyebarkan dan menghidupkan agama Allah kepada para hamba-Nya. Selain itu, planet bumi memiliki kelebihan yang yang tidak dimiliki oleh planet-planet lain di alam semesta ini. Semua hal yang kami sebutkan di atas tadi, merupakan kelebihan dan keutamaan bumi yang tidak dimiliki oleh satu planetpun selain bumi sehingga sangatlah pantas bila bumi menjadi pusat bagi tata surya.

Adapun secara syariat, kita bisa mendapatkan di dalam Al Qur`an dan hadits yang menunjukkan bahwasanya bumi merupakan pusat tata surya di mana matahari dan bulan bergerak mengelilingi bumi atas perintah dan izin dari Allah sampai waktu yang telah ditentukan.

Berikut ini kami nukilkan beberapa dalil yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin yang kami ambil dari kitab Fatawa Arkanul Islam hal. 31. Di antara dalil-dalil tersebut adalah sebagai berikut:

1. Firman Allah tentang kisah perdebatan Nabi Ibrahim صلى الله عليه وسلم dengan seorang kafir:

قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ

“Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat!” Lalu terdiamlah orang kafir itu, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” [QS Al Baqarah: 258]

Terbitnya matahari dari timur menunjukkan dengan jelas bahwa mataharilah yang bergerak mengelilingi bumi.

2. Firman Allah tentang kisah Nabi Ibrahim صلى الله عليه وسلم yang lainnya:

فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ

“Kemudian tatkala dia (Ibrahim) melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Rabbku, ini yang lebih besar.” Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan.” [QS Al An’am: 78]

Ayat di atas mengatakan bahwa matahari itu terbit dan terbenam. Ini menunjukkan bahwa matahari itu berputar mengelilingi bumi.

3. Firman Allah ta’ala:

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

“Dialah (Allah) yang telah menciptakan malam, siang, matahari, dan bulan. Masing-masing itu beredar di dalam garis edarnya.” [QS Al Anbiya`: 33]

4. Firman Allah ta’ala:

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39) لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

“Matahari itu berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Al ‘Aziz (Yang Maha Perkasa) lagi Al ‘Alim (Yang Maha mengetahui). Kami telah tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang lama. Tidaklah mungkin bagi matahari untuk mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” [QS Yasin: 38-40]

Kedua ayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa matahari dan bulan itu bergerak di garis edarnya masing-masing berputar mengelilingi bumi dan tidak mungkin saling mendahului dalam memunculkan siang dan malam.

5. Firman Allah:

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ

“Dia (Allah) telah menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia menutupkan malam atas siang, menutupkan siang atas malam, dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah, Dialah Al ‘Aziz (Yang Maha Perkasa) lagi Al Ghaffar (Yang Maha Pengampun).” [QS Az Zumar: 5]

6. Firman Allah ‘azza wa jalla:

يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا

“Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.” [QS Al A’raf: 54]

7. Firman Allah ‘azza wa jalla:

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا (1) وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan ketika mengiringinya.” [QS Asy Syams: 1-2]

Yang dimaksud dengan bulan mengiringi matahari adalah kemunculannya begitu matahari telah terbenam. Ketiga ayat di atas menunjukkan bahwa siang dan malam bergantian muncul untuk menerangi dan menggelapkan bumi. Dan sebagaimana yang telah dimaklumi, bahwasanya siang itu terjadi akibat adanya matahari dan malam itu terjadi akibat terbenamnya matahari. Ini menunjukkan bahwasanya matahari itu bergerak mengitari bumi.

8. Hadits Abu Dzarr Al Ghifari radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي ذَرٍّ حِينَ غَرَبَتْ الشَّمْسُ أَتَدْرِي أَيْنَ تَذْهَبُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهَا تَذْهَبُ حَتَّى تَسْجُدَ تَحْتَ الْعَرْشِ فَتَسْتَأْذِنَ فَيُؤْذَنُ لَهَا وَيُوشِكُ أَنْ تَسْجُدَ فَلَا يُقْبَلَ مِنْهَا وَتَسْتَأْذِنَ فَلَا يُؤْذَنَ لَهَا يُقَالُ لَهَا ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا

“Nabi صلى الله عليه وسلم berkata kepada Abu Dzarr ketika matahari terbenam: “Tahukah engkau kemana ia (matahari) pergi?” Saya menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi menjawab: “Sesungguhnya ia pergi bersujud di bawah ‘Arsy meminta izin (kepada Allah) untuk terbit, lalu ia diizinkan. Sudah hampir dekat waktunya dia bersujud namun tidak diterima sujudnya dan dia meminta izin namun tidak diizinkan. Lalu diperintahkan kepadanya: “Kembalilah ke tempat dari mana engkau datang.” Akhirnya terbitlah ia dari tempat terbenamnya (arah barat).” [HR Al Bukhari (3199) dan Muslim (159)]

Hadits di atas adalah hadits yang disepakati keshahihannya oleh dua tokoh besar ahli hadits, yaitu Imam Al Bukhari dan Muslim, dan juga disepakati keshahihannya oleh kaum muslimin, sehingga wajib bagi kita untuk mengimaninya dan tidak boleh bagi kita untuk menolaknya dengan alasan bahwa hadits ini tidak masuk di akal.

والحمد لله رب العالمين