Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Pembahasan Seputar Para Nabi

بسم الله الرحمن الرحيم

Berikut ini akan kami sampaikan beberapa perkara yang berkaitan dengan perihal kenabian.

1. Siapakah Rasul pertama kepada penghuni bumi, dan siapa pula yang paling terakhir?

Jawabannya: Rasul yang paling pertama diutus kepada makhluk bumi (jin dan manusia) adalah Nabi Nuh  صلى الله عليه وسلم , dan rasul yang paling terakhir adalah Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم .

Dalil bahwasanya Nabi Nuh  صلى الله عليه وسلم  adalah rasul yang paling pertama adalah hadits Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi kita Muhammad  صلى الله عليه وسلم  bersabda tentang keadaan manusia di padang Mahsyar pada hari kiamat kelak:

فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا

“Lalu mereka (umat manusia di padang Mahsyar) mendatangi Nuh dan berkata: ‘Wahai Nuh, anda adalah rasul yang paling pertama diutus kepada para penghuni bumi, dan Allah telah menggelari anda sebagai seorang hamba yang sangat pandai bersyukur.” [HR Al Bukhari (3340) dan Muslim (327)]

Lalu dalil yang membuktikan bahwasanya rasul yang terakhir adalah Muhammad  صلى الله عليه وسلم  adalah firman Allah ta’ala:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

“Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang kalian, akan tetapi dia adalah utusan (rasul) Allah dan penutup para nabi.” [QS Al Ahzab: 40]

Dalil lainnya adalah hadits Tsauban radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Muhammad  صلى الله عليه وسلم  bersabda:

كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي

“Dahulu Bani Israil dipimpin oleh para nabi. Setiap wafat satu nabi digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak ada lagi nabi setelahku.” [HR Bukhari (3455) Muslim (1842)]

2. Siapakah nabi yang paling utama?

Jawabannya adalah Nabi Muhammad  صلى الله عليه وسلم . Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Muhammad  صلى الله عليه وسلم  bersabda:

أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Saya adalah pemimpin seluruh manusia pada hari kiamat.” [HR Al Bukhari (4712) dan Muslim (194)]

3. Apakah tanda paling pertama yang menunjukkan dekatnya kedatangan hari kiamat?

Jawabannya: Hal pertama yang menunjukkan bahwa hari kiamat itu sudah dekat adalah peristiwa diutusnya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم .

Dalilnya adalah hadits Sahl bin Sa’d radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi kita Muhammad  صلى الله عليه وسلم  bersabda:

بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ كَهَاتَيْنِ

“(Jarak waktu antara) diutusnya saya dan hari kiamat adalah seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah).” [HR Al Bukhari (6504) dan Muslim (2950)]

4. Apakah boleh kita beriman dengan sebagian nabi, tapi ingkar kepada sebagian nabi yang lain?

Jawabannya: Kita wajib untuk beriman kepada seluruh nabi tanpa kecuali. Barangsiapa yang mengingkari salah seorang nanbi saja maka berarti dia telah mengingkari seluruh nabi

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ

“Rasul (Muhammad) dan kaum mukminin beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya. Setiap mereka beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para rasul-Nya. Kami tidaklah membeda-bedakan antara para rasul-Nya.” [QS Al Baqarah: 285]

Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (150) أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan para rasul-Nya, yang berkehendak memisahkan antara Allah dan para rasul-Nya, yang berkata: ‘Kami beriman kepada sebagian rasul dan ingkar kepada yang sebagiannya, dan berkehendak untuk menjadikan jalan tengah antara hal tersebut (antara keimanan dan kekufuran), maka mereka itulah orang kafir yang sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan bagi orang kafir suatu azab yang menghinakan.” [QS An Nisa`: 150-151]

والحمد لله رب العالمين

Sumber: Disadur dengan perubahan seperlunya dari kitab Al Mabadi`ul Mufidah karya Syeikh Yahya bin Ali Al Hajuri hafizhahullah.