Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Hukum Memandang kepada Lawan Jenis yang Bukan Mahram

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum. Saya mau tanya, apabila kita memandang kepada lawan jenis kita dengan tidak sengaja, lalu kita melihat bagian tubuhnya yang sebenarnya tidak boleh dilihat oleh orang lain, maka bagaimanakah hukumnya?

Jawaban:

Wa'alaikumussalam warahmatullah.

Kita dilarang untuk memandang lawan jenis yang bukan mahram dan diperintahkan untuk menundukkan pandangan dari mereka. Allah berfirman:

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ 

“Katakanlah kepada para lelaki yang beriman agar hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada para wanita yang beriman agar hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya.” [QS An Nur: 30-31]

Apabila pada suatu ketika kita tidak sengaja melihat kepada bagian tubuh lawan jenis yang seharusnya tidak boleh dilihat oleh orang lain, maka yang harus dilakukan adalah memalingkan pandangan ke arah yang lain sehingga kita tidak lagi melihatnya.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhuma. Dia berkata:

كَانَ الْفَضْلُ رَدِيفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَتْ امْرَأَةٌ مِنْ خَشْعَمَ فَجَعَلَ الْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ وَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْرِفُ وَجْهَ الْفَضْلِ إِلَى الشِّقِّ الْآخَرِ 

“Fadhl bin Abbas pernah berboncengan bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Lalu datanglah seorang wanita dari Khasy’am (ingin bertemu dan bertanya kepada Rasulullah). Lantas Fadhl memandang wanita tersebut dan wanita itupun memandang kepadanya. Lalu Nabi صلى الله عليه وسلم memalingkan wajah Fadhl ke arah yang lain.” [HR Al Bukhari (1513) dan Muslim (1334).]

وبالله التوفيق